Sabtu, 02 Februari 2013

KKL 2 GEOGRAFI UM KE KARANG SAMBUNG



Karang sambung
Karangsambung terletak 19 km di utara Kota Kebumen, Jawa Tengah. Dari Kota Bandung Karangsambung dapat dicapai selama 7 jam dengan kendaraan roda empat atau 6 jam dengan kereta api, menempuh jarak kurang lebih 350 km. Sedangkan dari Kota Yogyakarta, Karangsambung hanya berjarak 120 km dan dapat ditempuh selama 3 jam.
Di daerah Karangsambung inilah terhimpun beraneka jenis batuan berukuran kecil hingga sebesar bukit yang berasal dari sejarah dan umur yang berbeda-beda. Batuan yang tertimbun ini bercampur aduk sedemikian rupa oleh proses geologi selama kurun waktu ndalam skala jutaan tahun. Campur aduk batuan yang demikian rumit itu diberi istilah ”melange”. Namun sesungguhnya batuan itu berasal dari kelompok batuan pembentuk lempeng benua dan pembentuk lempeng samudra. Bahanya tentu saja berasal dari dalam perut bumi itu sendiri.



Desa Totogan
Desa Totogan adalah sebuah Desa yang terletak di sebelah utara kebumen,tepatnya di kecamatan Karangsambung kabupaten kebumen.  Totogan adalah Lokasi bekas penambangan marmer, ketebalan marmer di tempat ini mencapai sekitar 100 meter dengan lebar berkisar 150 meter, warna marmer yang dijumpai adalah putih (paling dominan), merah, dan hijau. Selain terdapat penambangan marmer di desa totogan juga terdapat gunung yang berbeda antara sebelah kanan dengan kiri, dimana gunung yang berada di sebelah kanan bervariasi dimana di puncak gunung runcing-runcing sementara di sebelah kiri tidak. Perbedaan tersebut di pengaruhi karena formasi batuan penyusun tidak sama.
 
Gambar Gunung totogan

Daerah yang sebelah kanan formasi batuan berbeda ”melange” sehingga bentukan morfoliginya berbeda-beda dan berbentuk runcing sedangkan di sebelah kiri batuanya sama breksi dan batu pasir sehingga menghasilkan kenampakan yang sama yang disebut formasi watu randa. Mengapa batuan ”melange” terdapat di sebelah kanan desa Totogan karena dahulu arah zona subduksi berada di jawa tengah sampai Gunung Meratus di Kalimantan pada masa crateceous kemudian zona subduksi bergerak semakin ke selatan dan memunculkan Gunung Muria, Unggaran, Selomoyo, Sindoro Sumbing, Merapi dan Merbabu karena zona subduksi bergerak terus ke selatan sehingga munculah Jawa bagian Timur (Jawa Timur) yang batuannya gamping di sebelah Selatan sedangkan untuk jawa Timur bagian Tengah sampai Utara terdapat banyak minyak karena dahulu merupakan lautan yang terangkat. 


Gunung Wurung
Batuan yang terdapat di gunung wurung adalah batuan beku dalam(instrusif). Batuan beku dapat digolongkan berdasarkan tempat pembekuan magma yakni batuan beku dalam (batuan beku plutonik). Batuan beku dalam terbentuk oleh magma yang membeku di bawah permukaan bumi yang kemudian mengalami pendinginan yang sangat lambat sehingga memungkinkan tumbuhnya Kristal-kristal yang besar dan sempurna bentuknya, menjadi batuan beku intrusive dan batuan beku plutonik.
Tubuh batuan beku dalam mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, tergantung pada kondisi magma dan batuan di sekitarnya. Magma dapat menyusup pada batuan beku di sekitarnya atau menerobos melalui rekahan-rekahan pada batuan di sekelilingnya. Bentuk tubuh batuan dapat dibedakan menjadi dua yakni bentuk yang memotong struktur batuan di sekitarnya. Bentuk tubuh batuan beku yang memotong struktur batuan disekitarnya disebut diskordan yang meliputi dike, batholith, dan stock. Batuan beku mineralnya tidak beraturan
Di gunung wurung terdapat tiang yang berbentuk seperti balok-balok yang di namakan kekar(rekahan) tiang. Tiang ini juga di namakan sill yaitu magma menyusup di antara dua lapisan batuan, mendatar, dan paralel dengan lapisan batuan tersebut karena proses pembentukannya ialah tiang tersebut tegak lurus dengan bidang lapisannya. Di gunung ini juga terdapat magmatisme yang menghasilkan vulkanisme. Proses magmatisme menghasilkan batuan diabas dan andesit(batuan yang besar).
Secara geologis Gunung Parang (Gunung Wurung) disebutkan terbentuk oleh batuan intrusi. Batuan intrusi adalah materi batuan yang sebelumnya berupa bahan cair, pijar, dan panas berasal dari magma di perut bumi yang hendak menerobos permukaan namun keburu membeku sebelum muncul ke permukaan.
Gunung ini boleh dikatakan batal (wurung) menjadi gunung api karena terbentuk hanya di bawah permukaan. Batuannya disebut sebagai batu diabas yang dicirikan oleh butiran mineral plagioklas berwarna putih, terlihat seperti beras yang berserakan. Kemiripan antara cerita rakyat dan kejadian geologi Gunung Wurung boleh jadi hanya kebetulan belaka. Begitulah adanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar